Kopi pertama kali ditemukan di Ethopia pada abad ke-9 pertama kali oleh seorang penggembala yang menyadari domba-dombanya gembalanya menjadi hiperaktif setelah memakan biji-bjian berukuran kecil yang tumbuh disekitar tempat penggembalaanya.
Tempat penggembalannya bernama Kaffa, kemudian mucul istilah coffee dan sejak itulah kopi mulai mendunia (Febriliyani, 2016). Konsumsi kopi dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% dari robusta dan 4% dari jenis leberia. Kopi arabika (coffea arabica) berasal dari Afrika, tepatnya di daerah pegunungan Ethopia. Namun, kopi arabika mulai berkembang setelah dikembangkan didaerah Yaman dan selatan Jazirah Arab. Melalui para saudagar Arab, kopi arabika mulai menyebar ke daerah lainnya.
Baca juga: Jenis-Jenis Kopi Indonesia
Awalnya penduduk Yaman dan Arab mencoba memakan biji kopi arabika dan merasakan adanya tambhan energy, dengan perkembangan zaman akan pengetahuan dan teknologi buah kopi dimanfaatkan menjadi minuman sampai
sekaranng ini (Febriliyani,2016).
Kopi masuk kewilayah Indonesia pada tahun 1696 dibawa oleh Belanda dari Malabar, India ke Jawa dan ditanam di perkebunan Kedawung, Jakarta. Tetapi, pembudidayaan ini gagal dikarenakan terjadinya gempa dan banjir. Tahun, 1699 Belanda kembali mendatangkan stek pohon kopi dari Malbar, kopi yang ditanam di Indonesia menghasilkan kualitas sangat baik hal ini diketahui dari 6 sampel kopi yang diteliti di Amsterdam. Biji kopi yang dikembangkan di pulau Jawa kemudian dijadikan bibit untuk perkebunan di seluruh wilayah Indonesia. Ada beberapa jenis kopi yang tersebar di Indonesia antara lain : kopi arabika, robusta, dan liberika. Namun, yang terkenal di Indonesia yaitu kopi arabika dan robusta (Afriliana, 2018).
Tanaman Kopi
Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili Rubiceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapat mencapai tinggi 12 m. Daunnya bulat telur denganujung agak meruncing. Daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang, dan rantingrantingnya (Najiyati dan Danarti, 2001). Tanaman kopi termasuk dalam kerajaan Plantae, divisi Magnoliophyta, kelas Magnoliopsida, ordo Rubiales, famili Rubiaceae, genus Coffea.
1. Kopi robusta
Kopi robusta digolongkan lebih rendah mutu citarasanya dibandingkan dengan citarasa kopi arabika. Hampir seluruh produksi kopi robusta di seluruh dunia dihasilkan secara kering dan untuk mendapatkan rasa lugas tidak boleh mengandung rasa-rasa asam dari hasil fermentasi. Kopi robusta memiliki kelebihan yaitu kekentalan lebih dan warna yang kuat (Siswoputranto, 1993).
2. Kopi arabika
Kopi arabika adalah kopi yang paling baik mutu cita rasanya, tandatandanya adalah biji picak dan daun hijau tua dan berombak-ombak. Jenis-jenis 7 kopi yang termasuk dalam golongan arabika adalah abesinia, pasumah, marago
dan congensis.
3. Kopi liberika
Kopi liberika berasal dari Angola dan masuk ke Indonesia sejak tahun
1965. Meskipun sudah cukup lama penyebarannya tetapi hingga saat ini jumlahnya masih terbatas karena kualitas buah yang kurang bagus dan rendemennya rendah (Najiyati dan Danarti, 2001). Tanaman kopi mempunyai sifat
khusus karena masing-masing jenis menghendaki lingkungan yang agak berbeda.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kopi antara lain ketinggian tempat, curah hujan, penyinaran matahari, angin, dan tanah.
a. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat sebenarnya tidak berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman kopi. Faktor suhu udara berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman kopi, terutama pembentukan bunga dan buah serta
kepekaan terhadap gangguan penyakit. Pada umumnya, tinggi rendahnya suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat dari permukaan air laut. Kopi robusta dapat tumbuh optimum pada ketinggian 400 – 700 mdpl.
b. Curah Hujan
Hujan merupakan faktor terpenting setelah ketinggian tempat. Faktor iklim ini bisa dilihat dari curah hujan dan waktu turunnya hujan. Curah hujan akan 8 berpengaruh terhadap ketersediaan air yang sangat dibutuhkan tanaman. Tanaman kopi tumbuh optimum di daerah dengan curah hujan 2.000 – 3.000 mm/tahun.
c. Penyinaran matahari
Kopi menghendaki sinar matahari yang teratur. Umumnya kopi tidak menyukai penyinaran matahari langsung, penyinaran berlebih dapat mempengaruhi proses fotosintesis. Penyinaran matahari juga mempengaruhi pembentukan kuncup bunga. Penyinaran matahari pada pertanaman kopi dapat diatur dengan penanaman pohon penaung. Dengan pohon penaung tanaman kopi dapat diupayakan tumbuh di tempat yang teduh, tetapi tetap mendapatkanpenyinaran yang cukup untuk merangsang pebentukan bunga
d. Tanah
Secara umum, tanaman kopi menghendaki tanah subur, dan kaya bahanorganik. Oleh karena itu, tanah di sekitar tanaman harus sering diberi pupukorganik agar subur dan gembur sehingga sistem perakaran tumbuh baik. Selain itu, tanaman kopi juga menghendaki tanah yang agak masam. Kisaran pH tanah untuk kopi robusta adalah 4,5 – 6,5 sedangkan untuk kopi arabika adalah 5 – 6,5. Pemberian kapur yang terlalu banyak tidak perlu dilakukan karena tanaman kopi tidak menyukai tanah yang terlalu basa (Suwarto dan Yuke, 2010).
Karakteristik Kopi
Kopi memiliki aroma dan rasa yang sesuai dengan apa yang dihasilkan selama proses penyangraian, mulai dari waktu, suhu, dan lama penyangraian. Selain itu ada beberapa karakteristik yang digunakan untuk menentukan kualitas suatu kopi, yaitu keadaan biji kopi itu sendiri. Kualitas biji kopi arabika yang dihasilkan dipengaruhi juga oleh iklim setempat, untuk memperoleh rasa dan kualitas yang optimum oleh kopi arabika, dianjurkan ditanam di suhu 18-22°C.
Kenaikan suhu dan curah hujan yang tinggi dan juga ketinggian tempat tumbuh tanam kopi yang kurang dari 800 – 1500 mdpl dapat menyebabkan karat daun (kerontokan daun) (Poltronieri, 2016)
Proses pengeringan dari biji kopi biasanya menggunakan proses alamidengan menggunakan matahari untuk mengeringkan biji kopi. Proses ini digunakan untuk pengeringan buah kopi segar, hal ini dilakukan untuk mendapatkan rasa yang khas natural dari biji kopi sendiri. Proses pengeringan ini juga digunakan untuk biji kopi arabika Yaman dan arabika Brasil dari varietas Robusta. Proses pengeringan biji menggunakan matahari termasuk salah satu teknik yang sangat murah dan sederhana karena hanya menggunakan sinar matahari untuk mengeringkannya. Taknik pengeringan buah kopi cukup beragam tidak hanya menggunakan matahari, tetapi juga ada proses pencucian (wash processing), proses semi pengeringan untuk kopi madu (honey processing) dan
masih banyak lainnya.
Kopi Arabika
Kopi arabika (Coffea arabica) berasal dari hutan pegunungan di Etiopia, Afrika. Di habitat asalnya, tanaman ini tumbuh di bawah kanopi hutan tropis yang rimbun dan merupakan jenis tanaman berkeping dua (dikotil) yang memiliki akar tunggang. Kopi arabika banyak ditumbuh di dataran dengan ketinggian di atas
10-500 meter dpl. Kopi arabika akan tumbuh maksimal bila ditanam di ketinggian1000-2000 meter dpl. Dengan curah hujan berkisar 1200-2000 mm per tahun.Suhu lingkungan paling cocok untuk tanaman ini berkisar 15-24°C. Tanaman ini tidak tahan pada temperatur yang mendekati beku dibawah 4°C.
Berikut sistematika kopi arabika :Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : tracheophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus : Coffea
Spesies : Coffea arabica L.
Saat berbunga dan menghasilkan buah, tanaman kopi arabika membutuhkan periode kering selama 4-5 bulan dalam setahun. Biasanya pohon arabika akan berbunga di akhir musim hujan. Bila bunga yang baru mekar tertimpa hujan yang deras akan menyebabkan kegagalan berbuah. Tanaman ini menyukai tanah yang kaya dengan kandungan bahan organik. Material organik tersebut digunakan tanaman untuk sumber nutrisi dan mejaga kelembaban. Tingkat keasaman atau pH tanah yang diinginkan kopi arabika berkisar 5,5-6. Kopi Arabika berbentuk semak tegak atau pohon kecil yang memiliki tinggi 5 m 11 sampai 6 m dan memiliki diameter 7 cm saat tingginya setinggi dada orang dewasa.
Kopi Arabika dikenal oleh dua jenis cabang, yaitu orthogeotropic yangtumbuh secara vertikal dan plagiogeotropic cabang yang memiliki sudut orientasi yang berbeda dalam kaitannya dengan batang utama. Selain itu, kopi arabika
memiliki warna kulit abu – abu, tipis, dan menjadi pecah – pecah dan kasar ketika tua (Hiwot, 2011).
Daun kopi Arabika berwarna hijau gelap dan dengan lapisan lilin mengkilap. Daun ini memiliki panjang empat hingga enam inci dan juga berbentuk oval atau lonjong. Menurut Hiwot (2011) daun kopi Arabika juga merupakan daun sederhana dengan tangkai yang pendek dengan masa pakai daun kopi arabika adalah kurang dari satu tahun.
Pohon kopi Arabika memiliki susunan daun bilateral, yang berarti bahwa dua daun tumbuh dari batang berlawanan satu sama lain (Roche dan Robert, 2007).
Bunga kopi Arabika memiliki mahkota yang berukuran kecil, kelopak bunga berwarna hijau, dan pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Benang sari pada bunga ini terdiri dari 5-7 tangkai yang berukuran pendek. Kopi arabika umumnya akan mulai berbunga setelah berumur ± 2 tahun. Mula -mula bunga ini keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang utama atau cabang reproduksi. Bunga yang jumlahnya banyak akan keluar dari ketiak daun yang terletak pada cabang primer. Bunga ini berasal dari kuncup -kuncup
sekunder dan reproduktif yang berubah fungsinya menjadi kuncup bunga. Kuncup 12 bunga kemudian berkembang menjadi bunga secara serempak dan bergerombol(Budiman, 2012).
Tanaman kopi menghendaki penyinaran matahari yang cukup panjang akan tetapi cahaya matahari yang terlalu tinggi kurang baik. Oleh karena itu dalam praktek kebun kopi diberi naungan dengan tujuan agar intensitas cahaya matahari tidak terlalu kuat. Sebaliknya naungan yang terlalu berat (lebat) akan mengurangi pembuahan pada kopi. Produksi kopi dengan naungan sedang, akan lebih tinggi dari pada kopi tanpa naungan. Kopi termasuk tanaman hari pendek (short day plant), yaitu pembungaan terjadi bila siang hari kurang dari 12 jam (Wachjar, 1984).
Buah tanaman kopi terdiri atas daging buah dan biji. Daging buah terdiriatas tiga lapisan, yaitu kulit luar (eksokarp), lapisan daging (mesokarp) danlapisan kulit tanduk (endokarp) yang tipis tapi keras. Buah kopi umumnya mengandung dua butir biji, tetapi kadang – kadang hanya mengandung satu butir atau bahkan tidak berbiji (hampa) sama sekali (Budiman, 2012).Tanaman kopi Arabika memiliki akar tunggang yang memiliki panjang
±45 – 50 cm.
Pada akar tunggang ini terdapat empat sampai delapan akar samping yang menurun ke bawah sepanjang 2 – 3 meter (akar vertical aksial). Selain itu,banyak akar samping (akar lateral) juga yang tumbuh secara horizontal yang memiliki panjang 2 meter berada pada kedalaman 30 cm dan bercabang merata masuk ke dalam tanah lebih dalam lagi. Di dalam tanah yang sejuk dan lembab, dibawah permukaan tanah, akar cabang tadi bisa berkembang lebih baik. Sedang di 13 dalam tanah yang kering dan panas, akar akan berkembang ke bawah.